
Back 4 Blood sebagai permainan online co-op yang dibikin dan diperkembangkan oleh Turtle Rock Studios. Banyak gamer yang mengatakan jika games ini ialah lanjutan dari seri Left 4 Dead 2 yang dulu pernah fantastis sekitaran 12 tahun kemarin. Tetapi, di mata penulis, games ini bukan kelanjutan secara langsung dari Left 4 Dead 2 walau dia datang dalam bebatan genetik yang serupa. Ini tidak dapat dilepaskan dari sejarah pasang kering dan keberadaan si developer di dunia games.
Undur sedikit ke belakang, pada 2008, Turtle Rock Studios jadi developer yang meningkatkan Left 4 Dead sisi pertama. Sesudah suksesnya, pada tahun yang serupa, mereka diambil oleh Valve. Semenjak itu, project peningkatan permainan video jatuh ke tangan Valve secara sebagian besar. Nah, karena satu dan lain perihal, pada 2011 Turtle Rock Studios pisah dari Valve menjadi perusahaan yang benar-benar berdikari.
Sebelum kita lanjut artikel nya aku mau kasih tau kalian kalo ada situs game yang menarik, nama nya okeplay777 ,situs ini menyediakan berbagai game seru dan menyenangkan yang bisa kalian mainkan, situs ini juga sangat menguntungkan kalian, karna dengan bermain game disitus ini kalian bisa mendapatkan uang dan penghasilan, kalian penasaran ga sih? Yuk gabung sekarang juga rasakan keseruan dan keuntungan nya.
Oke, kita singkirkan sesaat ruwetnya jalinan di antara Turtle Rock Studios dan Valve. Saat ini, kita cuma konsentrasi pada Back 4 Blood yang hendak dibahas dengan singkat di bawah ini. Yok, dibaca ulasan Back 4 Blood berikut!
1. Jadi penyintas di tengah-tengah pandemi zombi yang garang
Bila sebelumnya pernah mainkan Left 4 Dead dan Left 4 Dead 2 awalnya, kamu akan secara langsung memahami mengenai plot atau background narasi yang didatangkan dalam Back 4 Blood. Ya, dia didatangkan alur cerita yang sederhana, menarik, dan pasti gampang dimengerti, bahkan juga oleh gamer baru. Dalam games ini, kita diberikan tugas menjadi penyintas di tengah-tengah pandemi zombi atau zombie yang beringas dan garang.
Seperti Left 4 Dead, terdapat empat watak yang hendak aktif menjadi penyintas secara in-game. Ini kali, kalian yang selamat dan tahan dari parasit zombi diberi nama sebagai Cleaners. Sementara, beberapa musuh kalian yang terbagi dalam zombi dan monster bermutasi diberi nama Ridden. Dapat diterka jika dua tim ini akan aktif dalam pertarungan PvP (player versus. player) yang untuk penulis sangat terasa menjemukan.
Jujur saja, plot narasi yang berkesan simpel jenis ini tidak memberikan kesan-kesan dalam untuk penulis. Bahkan juga, premis yang terdapat didatangkan demikian repetitif bila dibanding Left 4 Dead dan Left 4 Dead 2. Memang, sich, terlampau halu untuk penulis bila menginginkan Back 4 Blood mempunyai narasi dalam seperti seri Resident Evil. Tetapi, tidak ada kelirunya , kan, bila developer menyuntikkan plot yang cukup dalam kembali?
Untungnya masih tetap ada tulisan dan coretan-coretan pada dinding yang dapat mempresentasikan background narasi keseluruhannya. Terang jika Turtle Rock Studios tidak merencanakan jadikan games ini sebagai sebuah permainan yang mempunyai premis kompleks dan dalam. Tetapi, sebagai fans dari Left 4 Dead, sebenarnya tidak ada argumen untuk kamu tidak untuk mainkan Back 4 Blood.
2. Gameplay lebih kompleks dan tidak mempunyai potensi membuat jemu
Bergerak dari 1 titik di titik yang lain masih jadi pokok dari gameplay pada Back 4 Blood. Tetapi, perbedaannya dengan Left 4 Dead, tidak ada hubungan peristiwa yang mempunyai potensi membuat jemu. Penulis masih ingat waktu mainkan Left 4 Dead dan Left 4 Dead 2, penyintas cuma akan bergerak dengan linear ke arah safe room. Ini dipandang cukup menjemukan dan mempunyai potensi untuk ditinggal demikian saja.
Saat itu, rintangan yang hendak kita temui hanya gerombolan zombi dan beberapa mini bos yang kesusahannya tidak berapa. Tetapi, dalam Back 4 Blood, kita akan jalankan sebuah visi dan perjalanan yang semakin lebih warna. Tidak cuma zombi dan monster aneh dengan kesusahan tinggi, banyak hal jenis ranjau dan surprise yang lain kerap didapat untuk ke arah zone yang lain.
Oh, ya, ada 9 orang Cleaner yang dapat kita tentukan sebagai watak khusus untuk kita mainkan. Mereka ialah Holly, Walker, Hoffman, Evangelo, Karlee, Doc, Jim, Mom, dan Jack Cutter (versus DLC). Penampilan Ridden didatangkan cukup bermacam, detil, dan mempunyai kesusahannya masing-masing. Satu perihal yang jelas, mainkan games ini bersama beberapa teman akan bawa kepuasan dan serunya tertentu.
Ada mekanisme baru yang diikutkan dalam games ini, yaitu kartu. Feature unik ini akan membuat pemain lebih intensif dan serius untuk menuntaskan setiap tugasnya. Masalahnya kartu-kartu ini dapat didapat sesudah kita capai sebuah tingkat tertentu. Kartu-kartu ini punya pengaruh dalam permainan karena watak kita akan jadi lebih kuat bila memakai kartu yang terdapat.
Yap, dalam setiap kartu yang didapat, ada spesialis unik seperti health bar; kekuatan memakai senjata; stamina; dan lain-lain . Maka, untuk dapat selamat dan sukses ke arah stage selanjutnya, taktik wajib diaplikasikan dalam setiap visi yang digerakkan.
3. Kompetisi ketat antarpemain di penjuru dunia
Tidak boleh jadi pemain noob dalam Back 4 Blood. Tidak jadi masalah bila kamu mainkan Left 4 Dead dengan konyol yang mengakibatkan kematian berkali-kali. Tetapi, dalam Back 4 Blood, kita akan mainkan semua lewat cara online. Itu penyebabnya, kekuatan kita akan dites oleh beberapa pemain yang lain di penjuru dunia. Bila bermain secara jelek, tanpa tedeng aling-aling, kita akan dikeluarkan dari group yang terdapat.
Di satu segi, mekanisme online ini dipandang seperti point minus paling besar. Bahkan juga, mainkan games ini secara singgel-player dan solo (memakai AI komputer), Back 4 Blood masih tetap menuntut permainan lewat cara online. Untuk developer, langkah ini jadi salah satu jalan untuk menghindar dari pembajakan. Disebelah yang lain, bermain online bersama beberapa pemain di penjuru dunia pasti bawa serunya tertentu.
Satu kembali, ada mekanisme Easy Anti-Cheat (EAC) dalam games ini. Proses ini terang tidak meluluskan siapa saja untuk melakukan modifikasi dan mencurangi Back 4 Blood . Maka, kelihatannya memang akan tidak ada mod yang hendak didatangkan oleh faksi ke-3 di masa datang. Hal itu benar-benar berlainan dengan Left 4 Dead dan Left 4 Dead 2 yang bisa diakali langkah yang sederhana.
4. Grafis tampil bagus walau tidak pada tingkat mempesona
Walau tidak terhitung ke grafis yang mempesona, Black 4 Blood telah sanggup tampil bagus dan detil. Beberapa glitch dan bug kemungkinan diketemukan, tetapi jarang dan tidaklah sampai mengusik jalan permainannya. Hal yang paling menguasai diperlihatkan dalam games ini sudah pasti panorama yang berdarah-darah.
Selainnya Windows (PC), Black 4 Blood di-launching untuk konsol PS4, PS5, Xbox One, dan Xbox Seri X. Bila dimainkan pada monitor 4K, grafis yang didatangkan sudah jelas dapat disamakan banyak games apokaliptik modern walau kwalitasnya masih di bawah Resident Evil Village, Gears 5, dan Doom Eternal.
Satu perihal yang penulis sukai ialah deskripsi berkenaan dunia apokaliptik yang dapat ditranslate oleh developer dengan baik sekali. Suramnya pandemi zombi dan garangnya perubahan dari parasit menakutkan dapat disuguhi langkah epik yang beringas. Untuk PC sendiri, fitur menengah, seperti RAM 12 GB, GPU sama dengan GTX 970, kemampuan ruangan taruh 45 GB, dan processor Intel Core i5, telah sanggup jalankan games ini dengan mulus.
5. Kualitas audio biasa saja
Sesudah memainkan sepanjang nyaris 1/2 hari, tidak ada kesan-kesan apapun untuk penulis pada kualitas audio dalam games ini. Walau tidak jelek, kualitas audio yang didatangkan dalam games ini malah berkesan sama dengan Left 4 Dead dan Left 4 Dead 2, tentu saja dengan sedikit up-grade. Raungan monster benar-benar sangat bermacam, tetapi tidaklah cukup mengerikan.
Kemungkinan hal terbaik yang dapat didengarkan dalam audionya ialah kualitas dari pengisi suara. Back 4 Blood memang diisikan oleh pengisi suara yang cukup berbakat di bagiannya. Pada umumnya, bila mendengarkannya lewat earphone juga, audio masih tetap bakal tampil kurang menguasai. Berita baiknya, kamu akan lupakan itu semua karena perhatianmu akan terpusat pada segi gameplay yang cukup menarik.
6. Tampil fresh, tetapi masih banyak kekurangan
Back 4 Blood telah sanggup tampil bagus dan fresh untuk menyembuhkan kangen fans cerita apokaliptik jenis Left 4 Dead. Tetapi, harus penulis mengakui jika ada beberapa kekurangan yang muncul pada games ini. Mekanisme yang mengharuskan selalu online dipandang beberapa orang sebagai salah satunya kekesalan paling besar untuk fans Left 4 Dead.
Disamping itu, harga yang dijajakan lumayan mahal. Di Steam, Back 4 Blood dipasarkan harga Rp749 ribu untuk versus yang paling standard. Adapun, versus deluxe dan ultimate-nya dipasarkan dengan harga di atas Rp1 juta. Untuk banyak gamer, kisaran harga ini dirasakan benar-benar mahal karena games ini sebenarnya masih mempunyai DNA yang serupa seperti perintisnya.
Games ini kemungkinan benar-benar digemari untuk mereka yang serupa sekali belum mainkan seri Left 4 Dead. Kebalikannya, untuk gamer yang telah pakem dengan seri legendaris itu, kemungkinan malah tidak memperoleh apapun sepanjang memainkan. Walau begitu, penampilan grafis dan mekanisme gameplay yang fresh dapat menjadi satu diantara kelebihan tertentu untuk kreasi instruksi Phil Robb ini.
Score 3,5/5 jadi penilaian akhir untuk penulis untuk Back 4 Blood. Memainkan sepanjang beberapa jam di PC bawa kenangan tertentu untuk penulis. Tetapi, tetap plot yang didatangkan terlampau dangkal. Kualitas audio juga berkesan cemplang. So, mudah-mudahan pembahasan ini kali menjadi rekomendasi untuk kamu, ya.
Gabung di okeplay777 situs slot gacor yang bisa diakses dimanapun dan kapanpun, selain bisa bermain game dengan seru, kalian juga akan mendaptkan pundi pundi uang dari game tersebut tungggu apa lagi, gabung sekarang juga karna bonus menarik menanti kamu.