December 4, 2023

Dalam sebuah terobosan yang dapat membantu meningkatkan hasil panen dan mengurangi limbah makanan, para ilmuwan telah mengembangkan tanaman tomat hibrida baru yang lebih tahan terhadap penyakit. Tumbuhan itu dikembangkan menggunakan teknik yang disebut pengeditan genom, yang melibatkan pembuatan perubahan yang tepat pada DNA suatu organisme.

Ayo bagi anda yang ingin memutarkan uang anda dan ingin cepat mendapatkan keuntungan, ayo mampir ke aladdin slot dan dapatkan keuntungan secara cepat segera.

slot gacor

Tomat adalah salah satu tanaman yang paling banyak dikonsumsi di dunia, dengan produksi sekitar 170 juta ton setiap tahun. Namun, penyakit dapat menyebabkan kerugian yang signifikan bagi petani, yang menyebabkan penurunan hasil dan kualitas produk yang lebih rendah. Salah satu penyakit paling umum yang menyerang tanaman tomat adalah bintik bakteri, yang menyebabkan bintik hitam kecil pada daun dan buah.

Untuk membuat tanaman hibrida baru, para peneliti di University of California, Berkeley menggunakan teknik yang disebut CRISPR-Cas9, yang memungkinkan para ilmuwan membuat potongan yang tepat pada DNA suatu organisme. Mereka menargetkan gen yang dikenal sebagai Pto, yang terlibat dalam respon kekebalan tanaman terhadap bintik bakteri.

Dengan mengedit gen Pto, para peneliti mampu membuat tanaman tomat hibrida dengan peningkatan ketahanan terhadap penyakit. Ketika tanaman terpapar bakteri yang menyebabkan bintik bakteri, mereka menunjukkan gejala yang jauh lebih sedikit daripada tanaman yang tidak diedit.

Para peneliti juga menemukan bahwa tanaman yang diedit lebih tahan terhadap penyakit tomat umum lainnya, bercak bakteri. Penyakit ini dapat menyebabkan bintik hitam besar pada buah, sehingga tidak layak untuk dijual.

Tanaman hibrida baru ini diharapkan akan sangat berguna bagi petani skala kecil, yang seringkali tidak memiliki akses ke pengobatan kimia yang mahal untuk penyakit tanaman. Dengan meningkatkan ketahanan alami tanaman terhadap penyakit, petani dapat mengurangi kebutuhan akan perawatan tersebut, membuat tanaman mereka lebih berkelanjutan dan hemat biaya.

Para peneliti sekarang bekerja untuk mengembangkan tanaman tanaman lain dengan ketahanan penyakit yang meningkat dengan menggunakan teknik yang sama. Mereka percaya bahwa pengeditan genom dapat menawarkan alat baru yang ampuh untuk meningkatkan hasil panen dan mengurangi limbah makanan di seluruh dunia.

Pengembangan tanaman tomat hibrida baru terjadi pada saat banyak negara bergulat dengan dampak perubahan iklim terhadap pertanian. Naiknya suhu, perubahan pola curah hujan, dan kejadian cuaca ekstrem yang lebih sering diperkirakan akan meningkatkan kejadian penyakit tanaman di banyak bagian dunia.

Selain meningkatkan ketahanan terhadap penyakit, para ilmuwan juga berupaya mengembangkan tanaman yang lebih beradaptasi dengan perubahan kondisi lingkungan. Misalnya, para peneliti sedang mengembangkan tanaman toleran kekeringan yang dapat tumbuh subur di daerah dengan sumber daya air yang terbatas.

Namun, penggunaan penyuntingan genom dalam pertanian bukan tanpa kontroversi. Beberapa kelompok lingkungan dan konsumen telah menyuarakan keprihatinan tentang potensi risiko tanaman rekayasa genetika, termasuk kemungkinan dampak ekologis atau risiko kesehatan yang tidak diinginkan.

Untuk mengatasi masalah ini, banyak negara telah memperkenalkan peraturan yang mengatur penggunaan pengeditan genom di bidang pertanian. Di Amerika Serikat, misalnya, Departemen Pertanian telah mengusulkan aturan baru yang akan mengecualikan banyak tanaman yang diedit genom dari regulasi, asalkan tidak mengandung DNA dari organisme asing.

Terlepas dari kekhawatiran ini, banyak ahli percaya bahwa pengeditan genom dapat menawarkan alat baru yang ampuh untuk meningkatkan keberlanjutan pertanian dan mengurangi limbah makanan. Dengan menciptakan tanaman yang lebih tahan terhadap penyakit dan beradaptasi lebih baik terhadap perubahan kondisi lingkungan, para peneliti berharap dapat memastikan bahwa petani dapat terus memberi makan populasi global yang terus bertambah dalam beberapa dekade mendatang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *